Mungkin ada bertanya-tanya, Q'Writing kosa kata dari planet mana. Soalnya di bebera tulisan saya terdahulu sudah menyebutkannya. Q'Writing, saya singkat dari QuantumWriting. Nama sebuah teori baru, berisi formula yang inspiratif berupa kumpulan gagasan yang dapat (setidak-tidaknya diharapkan) membangkitkan motivasi menulis, sekaligus mengarahkan penulis menemukan track tercepat dalam menulis sehingga lebih produktif. Ya, itu istilah saya saja. Belum dicek apakah sudah ada yang memakainya atau belum. (Kemana ngeceknya ya? Mohon maaf, kalau sudah ada yang pakai apalagi sudah mematenkan.
Jadi sambil belajar menulis, saya mencoba menyusun formula-formula itu. Bahan-bahannya bukan hasil perenungan saya. Sedikit-sedikit ada jugalah. Apalah saya, bisa menciptakan sebuah teori secara orisinil. Bahannya diambil dari pengalaman penulis-penulis yang sudah lebih dulu sukses di bidang tulis menulis. Adonannya bukan dari satu dua orang saja, melainkan diramu dari belasan penulis-penulis yang mau berbagi kepenulisan mereka, terutama melalui blog-blog. Meminjam istilah Hernowo Hasim, teori ini adalah hasil "mengikat makna" dari sejumlah teori. Menurut Buzan, hasil "mindmapping". He he he.
Pengalaman dan kesediaan para penulis untuk berbagi, tidak bisa dipandang enteng bagi perkembangan tulis menulis di negeri ini. Mereka telah menelorkan buku-buku best seller di bidangnya masing-masing sebagai bukti kepenulisan mereka. Tak perlulah saya sebutkan satu persatu nama mereka di sini. Yang pasti, mereka semuanya penulis produktif atau best seller, baik fiksi maupun non fiksi, baik ilmiah maupun pop, baik dalam negeri maupun luar negeri. Saya mengambil berbagai trik, tip, teknik, resep, short cut, atau apalah namanya, dari pengalaman mereka menulis yang saya aduk-aduk dengan pengalaman saya sendiri, ditambahi bumbu. Sekali-sekali ditapis juga. Yang berkaitan dengan Islam dan spiritual, saya merujuk kepada guru mursyid saya, Abuya Syeikh Imam Ashaari Muhammad at Tamimi, yang juga seorang penulis kurang lebih 100-an judul buku/booklet dan 10,000-an sajak, seraya minta ampun maaf kalau ada kekhilafan di sana sini.
Q'Writing, kalau Anda mau artikan dengan QalbunWriting, sebenarnya bisa juga karena di dalamnya akan disinggung sedikit banyak tentang qalbu, hati nurani, spiritualitas. Mau disebut Quranic Writing juga boleh, karena dalam formulasinya, Anda sedikit banyak akan dibawa menyelami ayat-ayat Al Quran, sebuah dokumen tertulis terabadi dan teragung sepanjang zaman. Rasanya, ketiga-tiganya bisa relevan dalam konteks ini.
Untuk sementara biar saya jelaskan dulu relevansinya dengan teori Quantum dalam Fisika. Mudah-mudahan saja nyambung.
Saya tahu, beberapa buku sudah menggunakan kata Quantum (kadang-kadang pakai huruf "k" menjadi Kuantum). Sebutlah diantaranya Quantum Learning, Quantum Business, Quantum Teaching, dan yang terakhir Quantum Ikhlas. Yang saya sebutkan itu termasuk buku-buku motivasi. Mungkin akan ada orang yang khawatir kalau istilah ini meniru atau mengekor orang lain.
Eit, tenang dulu. Saya tidak perlu malu. Yang dilarang adalah membajak karya orang bulat-bulat dan mengkomersilkannya. Sebagian besar yang terjadi di dunia tulis menulis adalah tiru-meniru dan ekor-mengekor. Satu judul jadi best seller, puluhan buku akan mengekornya. Ada yang mengekori judulnya, ada yang mengekori temanya, bahkan ada yang mengekori desain covernya. Itu sudah lumrah.
Quantum itu sendiri bukanlah istilah dari ranah motivasi atau psikologi itu sendiri, melainkan dari Fisika. Tokoh-tokoh Fisika modern yang diprakarsai oleh Albert Einstein mengoreksi teori-teori Fisika klasik tentang energi. Fisika klasik melihat energi sebagai suatu yang kontinu, yang disebut Continum, yang bergerak dalam bentuk gelombang, sementara Fisika modern melihat energi sebagai suatu pancaran paket yang teputus-putus, yang disebut Quantum, yang besarnya berbanding lurus dengan masa dan kecepatan berpangkat dua.
Banyak penulis motivasi tertarik mengaitkan motivasi ke teori quantum. Mungkin karena mereka tertarik pada hubungan antara energi dan kecepatan, sehingga mereka juga terinspirasi untuk melihat hubungan antar amotivasi, energi dan produktifitas dalam aktifitas manusia. Sederhana, bukan?
Menulis, misalnya, ternyata bukan didominasi oleh masalah keterampilan, melainkan masalah motivasi. Tepatlah kalau teori ini dinamakan dengan Quantum juga. Logikanya sederhana saja, semakin energik menulis akan semakin cepat hentakan keyboardnya. Semakin cepat akan semakin energik.Begitulah berbolak balik, sambung menyambung.
Jadi, Q'Writing itu sendiri pada wujud nyatanya adalah kumpulan artikel, yang saya tulis dalam bentuk paket-paket kecil. Walalupun kecil tapi padat, persis seperti quantum pada Fisika. Paket itu berdaya ledak hebat karena ditulis dalam kecepatan tinggi. Setiap paket berdiri sendiri seperti bom atom yang siap membordir jiwa-jiwa yang tidur.
Betulkah? Itukan maunya. Mohon do'a. Mohon input.
Anda ingin bisa menulis seperti penulis-penulis besar? Bacalah Q'Writing dan bersiaplah untuk meledak! Hua ha ha. Selamat datang di dunia tulis-menulis yang menyenangkan. Monggo.
Para blogger, sila mengakses juga teori ini melalui http://batubertulis.blogspot.com
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar